kemarin aku tersenyum
kemarin aku tertawa
kemarin aku tergelak
kemarin aku bahagia
kemarin aku menulis cerita
kemarin aku jatuh cinta
kemarin aku kasmaran
hanya satu hari
hanya aku yang tau
hanya satu telapak tangan yang bertepuk
kini aku terjatuh
kini aku bersedih
kini aku patah hati
kini aku menahan tangis
kini kau kembali dengan dirinya, pria pilihanmu..
surat untukmu dari aku, orang kemarin...
#090111#
Minggu, 09 Januari 2011
Sabtu, 08 Januari 2011
Ada Cinta di Bangku Kelas Lima SD..
Di usia belasan tahun, tepatnya saat aku duduk di bangku sekolah dasar, adalah pertama kalinya aku merasakan rasanya jatuh cinta. Dia adalah seorang adik kelas yang lucu sekaligus pendiam.
Dari air wajahnya tersirat kasih sayang yang tercurah penuh dari bapak ibunya.
Entah apa yang membuat aku suka padanya, kini aku tak ingat lagi di usia ku yang sudah menginjak usia berkepala dua. Tapi yang jelas aku benar-benar keracunan cinta dan selalu mabuk bak kucing jantan yang sedang kasmaran dengan betina berbulu putih lebat. Aku merasa ada yang salah dengan diriku, perasaan ku selalu gembira dan berdebar jantung ku saat aku berpapasan ataupun berjalan di dekatnya. Selalu ku manfaatkan jam pelajaran mengaji alquran di pagi hari untuk menguasi dirinya dari kejauhan, kalau anak gaul sekarang mereka menyebutnya dengan "curi-curi pandang". Apabila jam pelajaran mengaji al-quran, SD kami selalu mengelompokkan murid-murid berdasarkan tingkat kemampuan mengajinya. Sehingga aku yang duduk di kelas enam bisa bergabung dengan murid-murid kelas lima, yang jelas kebijakan sekolah itu sangat menguntungkanku. Sejak kucing jantan bertemu dengan betina impiannya, ia selalu bernyanyi, gembira dan selalu menyebut nama betina putih idamannya.
Hingga suatu saat aku seperti melakukan kesalahan yang sebenarnya aku juga tak tau apa yang aku lakukan sehingga aku merasa bersalah kepada adik kelas ku itu. Yang jelas aku khawatir kalau kesalahan ku sampai terdengar ke telinga adik kelas ku itu. aku segera minta maaf, dengan lugu dan sedikit ke'pujanggaan'ku. aku menyusun kata-kata dan lantas segera minta maaf kepada dirinya. Satu hal yang membuat ku semakin takut ialah, muka adik kelas ku itu seperti menahan tangis. tapi aku tetap meminta maaf. kemudian ia mengiyakan dan aku segera berlari karena sangat malu dan takut.
Yang tak ku sangka, kini diusia ku yang seharusnya aku sudah lulus kuliah, aku bertemu lagi dengan dirinya.
kemudian aku mencoba mengingat semuanya, mencoba mencari, mengobrak-abrik "kamar file rasa", sehingga aku menemukan seungguk perasaan ku yang masih sama seperti dulu.
bahwa aku ternyata suka padanya...
dedicated for someone who never been aware about this feeling...
Dari air wajahnya tersirat kasih sayang yang tercurah penuh dari bapak ibunya.
Entah apa yang membuat aku suka padanya, kini aku tak ingat lagi di usia ku yang sudah menginjak usia berkepala dua. Tapi yang jelas aku benar-benar keracunan cinta dan selalu mabuk bak kucing jantan yang sedang kasmaran dengan betina berbulu putih lebat. Aku merasa ada yang salah dengan diriku, perasaan ku selalu gembira dan berdebar jantung ku saat aku berpapasan ataupun berjalan di dekatnya. Selalu ku manfaatkan jam pelajaran mengaji alquran di pagi hari untuk menguasi dirinya dari kejauhan, kalau anak gaul sekarang mereka menyebutnya dengan "curi-curi pandang". Apabila jam pelajaran mengaji al-quran, SD kami selalu mengelompokkan murid-murid berdasarkan tingkat kemampuan mengajinya. Sehingga aku yang duduk di kelas enam bisa bergabung dengan murid-murid kelas lima, yang jelas kebijakan sekolah itu sangat menguntungkanku. Sejak kucing jantan bertemu dengan betina impiannya, ia selalu bernyanyi, gembira dan selalu menyebut nama betina putih idamannya.
Hingga suatu saat aku seperti melakukan kesalahan yang sebenarnya aku juga tak tau apa yang aku lakukan sehingga aku merasa bersalah kepada adik kelas ku itu. Yang jelas aku khawatir kalau kesalahan ku sampai terdengar ke telinga adik kelas ku itu. aku segera minta maaf, dengan lugu dan sedikit ke'pujanggaan'ku. aku menyusun kata-kata dan lantas segera minta maaf kepada dirinya. Satu hal yang membuat ku semakin takut ialah, muka adik kelas ku itu seperti menahan tangis. tapi aku tetap meminta maaf. kemudian ia mengiyakan dan aku segera berlari karena sangat malu dan takut.
Yang tak ku sangka, kini diusia ku yang seharusnya aku sudah lulus kuliah, aku bertemu lagi dengan dirinya.
kemudian aku mencoba mengingat semuanya, mencoba mencari, mengobrak-abrik "kamar file rasa", sehingga aku menemukan seungguk perasaan ku yang masih sama seperti dulu.
bahwa aku ternyata suka padanya...
dedicated for someone who never been aware about this feeling...
Langganan:
Postingan (Atom)